Menanti bukanlah permainan



Bukannya aku ingin bemain hati,
tapi kuharap pada akhirnya kamu akan mengerti, bahwa tidak selamanya menunggu itu menyenangkan.

Terkadang kamu akan didera rasa cemburu tanpa tahu harus berbuat apa,
kamu juga terkadang harus merasa takut kehilangan meski kamu mengetahui secara pasti bahwa kita tidak memiliki ikatan apa-apa?

Jangan berfikir bahwa menunggu adalah sebuah permainan. 
Waktu yang pernah kuhabiskan kini sebenarnya cukup beringas dalam memakan hati.

Terkadang rindu sesekali menyapa, meski dirimu hadir bergitu jelas didepan mata.
Aku juga hampir tidak mengetahui sama sekali bahwa sejatinya rindu ini butuh apa,

bila ia membutuhkan temu, jelas hadirmu jelas ada didepan mata,
ini rindu karena apa sebenarnya?

Bisakah kamu menjelaskannya kenapa aku demikian terluka? aku menunggu dengan melalui banyak pagi buta dengan mata terbuka.

dan aku kembali disibukan dengan aktivitas menyusun rangkaian senyum sebagai salah satu bayaran untuk diriku yang berpura tampil bahagia.

Kamu hanya terus mencoba lari dari pengawasan ku yang semakin menua, mata ku mulai tak secerah dulu dikala aku terus kembali menatap pena dan kertas sebagai sebuah wadah dimana aku bisa menulis cerita khayal bersama.

Aku selalu kembali di telan sepi dikala mata kita kehabisan waktu untuk saling menyapa.
rasa khawatir juga terkadang menampar dikala hadirmu mulai lenyap dari hadapan.

Namun apa hak ku harus untuk meminta jawab dari sebuah tanya yang telah lama tidak kau sapa.

Dikala aku mulai merasa letih dan ingin berhenti, apakah kamu bisa menungguku dan tidak berlari?
Apa kamu masih tidak mengerti bahwa peluh ku ini hanya untuk siapa?

Bila kamu masih berfikiran bahwa aku masih liar dengan mencari rumah bagi cinta diluaran sana, maka itu adalah hal yang salah.

Aku masih disini, meski kamu terus mencoba lari dari kejaran rinduku, meski kamu masih mencoba bebas dari dekapan yang kusebut dengan "cinta" , kamu masih saja mencari alasan untuk membuatku melakukan kesalahan yang bisa membaskan kamu dari sebuah jeratan.

Aku mencintai mu dengan sedemikian hebat meski sering kali tersendat lantaran kepastian yang ku tunggu belum jua kudapat.
aku ingin mencurah tapi ragu dalam bentuk apa.

Apa kamu dapat berhenti berfikiran buruk tentang ku? kenapa jua kesalahan-kesalahan itu begitu mudah terpatri di dalam hatimu. apakah selama ini tidak ada kebaikan yang dapat menyentuh sukmamu?

Tanpa aku ketahui akhir klimkas seperti apa yang harus tertulis pada tulisan ini.
Tapi mungkin pada akhirnya, ku harap kamu dapat mengerti, rindu ini bukan mainan yang bisa dipegang oleh perempuan satu ke perempuan lainnya.

Karena hati ini hanya satu dan hanya untuk satu.












Komentar