Kembali Terasing


Pada hari dimana bunga-bunga layu itu kembali bertebar karena senyummu, pada hari itu pula tanpa sengaja aku melepas hati dan terjatuh pada matamu.
Pada mata yang membuatku menolak ragu akan hangatnya canda, apalagi untuk hati yang terlalu lama tak terbuka. Matamu begitu ikhlas meski sesekali aku bertemu malam yang membuatnya tenggelam.

Awalnya aku terlalu ragu terhadap asa yang berhenti merangkak,
Aku terlalu letih untuk kembali merakit mimpi yang sama lagi.

Namun, kau nampak berbeda.
Tidak seperti dengan bayangan yang selalu aku takuti,
Kamu menawarkan warna berbeda disaat aku terlalu sibuk dengan hitam dan putih.

Kau mengajariku kembali bagaimana caranya untuk berjuang kembali, menawarkan letih yang menolak untuk tertatih.
Aku berjuang dengan pasti demi senyum yang kuinginkan untuk menjadi milikku.

Membuatmu merasa spesial meski ku tahu kau juga perempuan biasa yang sama dengan lainnya.
Berpuluh kali aku menolak ajakan perempuan lainnya, berpuluh kali juga aku menanti mentari dengan mata terbuka.

Bersamamu aku rela berpeluh dengan hujan, menyatu dengan debu jalanan, dan mengikis waktu hanya demi sebuah perjumpaan.

Bersamamu aku menjadi teramat berarti,
Aku merasa menjadi seorang laki-laki yang penuh akan jati diri, dan seorang manusia yang telah kembali menelan rasa setelah sekian lama tak merasakannya.

Kau membuatku menjadi seorang pahlawan yang tak takut dengan hujan dan terpaan.
Denganmu, aku berusaha kuat dengan berlari, meski yang ku temui kau justru mulai merangkak pergi.

Entah apa yang salah,
Apa aksaraku pernah membuatmu luka? atau egoku yang terlalu menginginkan kita?

Setelah begitu nyaman dengan kebersamaan, kau lempar kembali aku pada kesenyuian.
Kau biarkan aku sendiri diterpa kenangan, sedangkan kau bersuka ria dengan seseorang yang kau nantikan.

Bila terciptanya jarak menjadi sesuatu yang engkau restui, bagaimana mungkin tanganku dapat kembali meraih.

Karena pada akhirnya kita hanya sepasang orang asing yang bertemu dan kembali menjadi asing

Komentar