Malam


Malam itu kian membisu dikala jari jemarimu sudah lama tak ku sentuh. Dan berhentilah berpikiran untuk terus mengeluh. Bukannya ada aku yang selalu menjadi wadah untuk sedihmu.

Perjalanan kian berlalu dan langkah kakimu semakin saja menjauh untuk kutempuh.

Amboi. Sulit sekali menapaki batu yang licin ditengah sungai tempat mu berlari.
Lihat luka dimata kaki rusa tua itu. Masihkah kamu tidak tersentuh atas luka yang ia terima setelah ia terjatuh.

Kamu tetap berlari dan beranggapan aku akan terus mengejar.
Aku tak akan mengejarmu lagi kini. Bukankah tuan rusa tua itu membutuhkan kita untuk menyembuhkan lukanya. Tak perlu lah mencampurkan rasamu dengan lara yang tidak tahu dimana tuannya.

Kau mengejarnya terus hingga pagi buta. Namun setelah mentari pagi menyambut hari barumu.


Kau pun tertegun saat dibelakangmu tidak lagi ada siapa-siapa.

Komentar